Selasa, 29 Oktober 2013

Laa Tahdzan

Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,mengapa tidak dinikmati saja,sedang ratap tangis tidak akan mengubah apa-apa.

Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,mengapa mesti tenggelam di dalamnya,sedang tobat itu lebih utama.
 
Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,sedang kedermawanan justru akan melipatgandakannya.

Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya,mengapa mesti membusung dada,sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia.

Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,sedang memberi akan lebih banyak memiliki arti.

Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya,mengapa mesti dirasakan sendiri,sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna.

Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya,mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.

Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,sedang ketegaran akan lebih dikenang nanti.

Jikalah luka kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.

Jikalah benci dan marah akan menjadi masa lalu pada akhirnya,mengapa mesti diumbar sepuas rasa,sedang menahan diri adalah lebih berpahala.
 Catatan kecil islami

Meski pada hakikatnya manusia dicipta dengan berkeluh kesah, maka bersabar dengan berusaha dan berdoa adalah solusi penangkalnya, terus bergerak dengan selalu menghadirkan pikiran-pikiran positif sebagai sugesti keyakinan diri untuk terus melangkah maju ..

berhusnudzonlah, itu bentuk optimismu..
hadirkan seribu satu alsan untuk selalu berfikir positif ^_^


"Sesungguhnya Aku (Allah) selalu bersama prasangka hambaKU"


Ciputat. Tangsel


Rabu, 23 Oktober 2013

Mencintai dalam Diam

Jika tidak siap menikah, masih peragu, penakut, maka mencintai dalam diam adalah situasi terhormat. Jadi rahasia di pojok hati paling dalam, tidak ada orang yang tahu. Tidak merusak diri, tidak melanggar kaidah agama. Maka silahkan tunggu keajaiban perasaan tersebut berproses dengan baik.


Bagi orang2 yang memendam rindu, mencintai dalam diam, maka apa-apa yang ditunjukkannya hanyalah bagai gunung es di dalam samudera, hanya memperlihatkan pucuk kecil dari betapa besar perasaan itu di bagian dalamnya. Besaarr sekali yang tersembunyi.

Dan ia yang mencintai dalam dia, merindu, namun tetap menjaga kehormatan perasaannya, takut sekali berbuat dosa, memilih senyap, terus memperbaiki diri hingga waktu memberikan kabar baik, boleh jadi doa2nya menguntai tangga yg indah hingga ke langit. Kalaupun tidak dengan yang dirindukan, boleh jadi diganti yg lebih baik. ( Tere Liye)



Mencintai dalam Diam

 Sesungguhnya yang mendatangkan rasa cinta ini, yang mendatangkan rasa kagum ini, yang memekarkan hari ini adalah hanya dariNya. Sungguh aku hanya bisa menerimanya. Aku hanya bisa berpasrah tertegun tak bisa mengelak atas perasaan ini padamu.

Tertegun dalam indah akhlakmu. Tertegun dalam manisnya lisanmu. Tertegun dalam tenangnya pandanganmu. Dan tertegun pula dalam kesejukan nasihatmu. Semua begitu sempurna. Sungguh sempurna. Sesempurna sesuai firmanNya.

Aku yang mengagumimu dalam diam. Utuh tak tersentuh, seperti mentari yang menyapa bunga-bunga bermekaran. Tak pernah menyentuh namun cintanya terasa bagi kuntum-kuntum bunga yang sedang bermekaran itu.

Karena aku mengagumi maka izinkan aku tak mengusik khusunya ibadahmu. Izinkan aku tak mengusik ketenangan hatimu. Dan cukuplah bagiku menyapamu dalam doa-doaku..

Cukup bagiku tersenyum lezat melihatmu bahagia. Cukuplah bagiku menyebut namamu dalam hamparan sajadahku. Aku yang tersentuh akhlak muliamu, aku yang terkagum lekat dalam sikapmu, mencintaimu dalam diam mungkin lebih baik bagi diriku dan dirimu. Lebih mulia bagi perasaanku dan perasaanmu. Lebih menjaga kehormatanmu, dan lebih menjaga kehormatanmu. Maka izinkan aku hai engkau yang begitu mulia, izinkan aku mencintaimu dalam keikhlasan karena aku tak pernah tahu apakah engkau yang tercatat di Lauhful Mahfudz untukku?

Karena aku tak pernah tau adakah balasan darimu untukku. Biarlah kuasa Allah yang menggerakkan hatimu untukku. Bukan karena mencintaimu dengan diam aku akan menderita. Bukan karena aku mengagumimu dengan diam aku akan merana. Namun ketika aku artikan cinta itu pada sisi kehadirannya dan kebersamaan denganmu. Maka itulah penderitaan yang sesungguhnya..

Aku yang mencintaimu dari kejauhan walaupun sungguh aku merasa dekat denganmu. Biarlah aku dekap rapat perasaanku ini. Biarlah aku tutup hingga Allah mengizinkan pertemuan kita. Namun jika memang engkau bukanlah tercatat untukku. Jika engkau hanya hiasan duniaku yang sementara, sungguh yakin Allah akan menghapus dalam diamku padamu. Allah akan menghilangkan perasaanku untukmu, Dia akan memberi rasa yang lebih indah pada orang yang paling tepat, begitulah kuasaNya, begitulah Dzat yang membolak balikkan hati hambaNya.

Ketika aku tak lagi terkagum denganmu maka pahamilah jejakku... Karena mungkin, aku pernah menulis tentangmu dan menyapa namamu dalam tiap untaian doaku.. 

Loby Tarbiyah -231013-