Kamis, 27 Februari 2014

Berharap Lahirnya Madrasah-Madrasah yang Unggul



Wawancara Khusus 
Buletin CTLD (Centre of Teaching Learning Development)

Muhammad Zuhdi, M.Ed., Ph.D
Dosen   FITK dan Kepala Pusat Pengembangan Bahasa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.    1Bagaimana pendapat Bapak mengenai bantuan pendidikan Australia-Indonesia melalui SSQ terhadap akreditasi madrasah-madrasah di Indonesia?
Madrasah kita ini memang dalam banyak hal tertinggal dari sekolah yang berada di bawah Kementrian Pendidikan. Di antara faktor yang menyebabkannya adalah, Madrasah belakangan bergabung dengan sistem Pendidikan Nasional. Madrasah baru secara formal masuk ke dalam Sistem Pendidikan Nasional melalui UU No. 2 tahun 1989, meskipun sebelumnya di tahun 1975 sudah ada SKB 3 Menteri. Yang kedua, ketika sudah bergabung dengan Sistem Pendidikan Nasional, sumber daya yang dimiliki madrasah tidak sebaik dengan sekolah umum yang sebelumnya sudah berada di bawah Kementerian Pendidikan. Sumber daya yang saya maksud di antaranya adalah; Dana, Tenaga Pendidik, Fasilitas/Sarana Prasarana, Latar belakang Orang Tua dan juga jaringannya yang bisa dikatakan terbatas. Permasalahan ini menjadi kendala bagi kemajuan madrasah. Kehadiran program-program bantuan dari manapun datangnya termasuk dari Australia melalui SSQ dan CTLD melalui program akreditasi madrasah-madrasah di Indonesia sangat membantu sekali terhadap kemajuan madrasah secara signifikan. Diharapkan program-program seperti ini mampu meningkatkan madrasah bukan hanya untuk berkompetisi dengan sekolah umum, tetapi juga menjadikan madrasah sebagai sekolah berstandar dunia (world standard school).

2. Bagaimana peran pemerintah terhadap peningkatan mutu madrasah?
Sebenarnya satu sisi umat Islam itu dimanjakan oleh Pemerintah dengan adanya Direktorat Madrasah yang tidak dimiliki oleh sekolah keagamaan lainnya, maka artinya pemerintah sangat memperhatikan dari segi birokrasi dan sistem. SKB 3 menteri tahun 1975 menyatakan bahwa madrasah setara dengan sekolah umum. Kemudian pada tahun 1989 madrasah resmi menjadi bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, jadi pemerintah sangat memperhatikan sekali madrasah terhadap peningkatan mutu madrasah. Akan tetapi ada perbedaan dalam hal otoritas kewenangan, madrasah berada di bawah wewenang Kementrian Agama, sedangkan sekolah berada di bawah Kementerian Pendidikan. Perbedaan itu semakin jelas implikasinya ketika berlaku Undang-undang tentang Otonomi Daerah. Ketika UU itu diberlakukan, Pemerintah Pusat mengalihkan wewenang pengelolaan pendidikan  kepada Pemda, sehingga Pemda yang kaya mampu memberikan anggaran lebih kepada sekolah umum. Hal ini berbeda dengan madrasah, anggaran madrasah adalah anggaran pusat  yaitu dari Kementrian Agama. Maka banyak madrasah-madrash yang tidak mendapat subsidi dari Pemda, karena kewenangannya tetap ditangan Kemenag. Di sinilah terjadinya diskriminasi terhadap dana pengelolaan sekolah dan madrasah. Akan tetapi melalui Direktorat khusus Madrasah Pemerintah sangat memperhatikan peningkatan mutu madrasah-madrasah di Indonesia.

3. Bagaimana dengan pihak pengusaha dan partai politik?
Madrasah ada yang terlahir dari komitmen masyarakat Islam, yaitu tokoh Islam yang mendirikan majlis taklim atau pesantren sehingga berdiri sebuah madrasah, ada juga yang lahir dari LSM agama, seperti NU, Muhammadiyah dan lain-lain. Tetapi saya belum melihat peran besar dari pengusaha atau partai politik, kemungkinan pengusaha ataupun partai politik hanya berkontribusi seperlunya. Kenyataan bahwa madrasah lahir dari masyarakat maka perhatian besar masyarakat harus dijalin dengan komitmen kerjasama yang tinggi, khususnya bagi para pengusaha muslim untuk menciptakan madrasah-madrasah yang excellent.

4. Bagaimana pendapat Bapak mengenai Madrasah tertinggal dari Sekolah secara umum?
Sebenarnya jika dikatakan madrasah tertinggal dari sekolah umum adalah satu hal yang memungkinkan. Faktor utamanya  ialah terbatasnya sumber daya pengelolaan madrasah sebagaimana disebutkan tadi. Selain itu, madrasah sebagai lembaga pendidikan yang berciri khas Islam tentu madrasah memiliki tanggung jawab untuk memastikan ciri khas Islam-nya itu di dalam kurikulum yang diterapkan. Kurikulum dimaksud memiliki mata pelajaran yang lebih banyak secara kuantitas dari pada di sekolah umum. Namun yang demikian hal itu juga merupakan keunggulan madrasah, yaitu mengantarkan siswanya untuk berkembang menjadi pribadi yang cerdas secara intelektual dan berakhlakul karimah. Dari dua hal tersebut maka madrasah punya tanggung jawab besar saat ini untuk bisa menjadi instansi pendidikan Islam yang unggul. Jadi kalau madrasah mau maju, jangan hanya merasa tertinggal dari sekolah umum, karena pemahaman itu akan berorientasi madrasah hanya maju selangkah. Madrasah seharusnya berorientasi pada pendidikan yang lebih tinggi, yaitu pendidikan yang jauh lebih baik dari sekolah umum dan mengejarnya. Analoginya adalah ketika madrasah berada di garis 100 dan sekolah umum saat itu berada di garis 120, kemudian madrasah menyusul ke titik 120 maka sekolah umum sudah maju lebih dulu ke garis 150 dan seterusnya. Oleh karena itu, madrasah harus berorientasi lebih unggul karena madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam pengemban amanah besar umat yang luar biasa, keunggulan madrasah akan membuat alumninya tampil percaya diri dan kompeten di masyarakat luas.

5. Bagaimana pendapat Bapak terkait hasil Akreditasi madrasah A atau B, apakah hal tersebut terkadang tidak menunjukkan realitas yang sebenarnya?
Saya percaya, karena itu adalah hasil kerja tim secara komprehensif dengan parameter yang jelas. Meski demikian, ada dua catatan terhadap proses akreditasi. Pertama apakah standar akreditasi itu berorientasi pada keunggulan atau tidak. Kedua apakah akreditasi yang dilakukan, dinilai objektif atau tidak. Akreditasi yang baik itu harus mempunyai standar yang tinggi, karena standar yang tinggi inilah yang akan mampu melihat keunggulan satu institusi dengan yang lainnya. Di samping itu, proses akreditasi juga harus dilakukan dengan objektif berdasarkan parameter yang ada, tanpa pengecualian. Saya berharap madrasah itu memiliki standar tinggi terhadap mutu kualitas pendidikan.

6. Apakah masalah madrasah sering terjadi di Yayasan?
Karena madrasah harus berada di bawah yayasan, keberadaan masalah madrasah bisa dikatakan “iya” dan bisa juga dikatakan “tidak” terjadi di Yayasan. Persoalan tersebut bergantung pada dua hal, pertama ada yayasan yang menyerahkan pengelolaan sepenuhnya terhadap madrasah, ada juga yayasan yang ikut campur terhadap pengelolaan madrasah. Yayasan yang menyerahkan sepenuhnya pengelolaan madrasah kepada manajemen madrasah, tentu tidak menjadi penyebab timbulnya masalah dalam madrasah. Sementara yayasan yang ikut campur dalam pengelolaan madrsah, berpotensi untuk ikut menjadikan yayasan sebagai bagian dari permasalahan madrasah. Karena itu, bias dikatakan bahwa yayasan itu bisa mendorong kemajuan madrasah dan bisa juga mendorong pada kehancuran madrasah.

7. Bagaimana seharusnya madrasah menyikapi hal tersebut?
Untuk menjadi lembaga pendidikan yang berorientasi pada kualitas yang unggul, maka hal ini bukan hanya menjalankan amanah dan kewajiban, para pengelola madrasah dan yayasan harus saling bersinergi menjaga komitmen terhadap perkembangan madrasah. Selain itu mereka juga harus sadar bahwa madrasah adalah amanah umat yang luar biasa yang ada di pundak mereka. Jangan sampai ada mutiara yang tidak terasah di madrasah, karena sebenarnya potensi siswa madrasah yang diwarnai oleh karakter agama yang memadai itu pasti unggul. Tugas madrasah adalah mengembangkan potensi yang siswa miliki untuk berkembang dengan sebaik-baiknya. Saya berharap madrasah berorientasi pada masa depan yang lebih baik.

8. Apakah madrasah umumnya untuk kalangan bawah?
Tentu hal ini tidak benar, madrasah berdiri untuk semua kalangan. Ini bergantung pada  kemampuan pengelola madrasah itu untuk menyediakan fasilitas dan sarana pendidikan yang memadai. Untuk itu, pengelola madrasah harus mampu menyediakan bantuan khusus untuk orang yang tidak mampu tanpa mengurangi hak dan kualitas pelayanan serta peningkatan mutu madrasah. Dengan demikian semua kalangan dapat menikmati program pembelajaran di madrasah dengan baik. Artinya, madrasah boleh saja mengakomodasi kepentingan masyarakat bawah untuk memperoleh pendidikan yang murah, namun hal tersebut tidak boleh mengkompromikan kualitas madrasah. Pengelola madrasah dituntut untuk mencari subsidi dari berbagai pihak untuk peningkatan kualitas madrasah, tidak hanya mengandalkan dari dana  kelas bawah.

9. Bagaimana dengan munculnya madrasah kelas menengah atas seperti Madrasah Pembangunan dan Al Azhar?
     saya kira itu sangat baik karena madrasah-madrasah tersebut bisa dikatakan relatif berhasil mengemas sekolah islam yang baik dengan kualitas mutu pendidikan yang tidak diragukan. Diharapkan ini menjadi contoh dan motivasi bagi madrasah lainnya, untuk berkompetisi meningkatkan kualitas madrasah dengan mengemas pendidikan Islam dengan kreatif dan menarik. Tapi perlu diingat bahwa secara kelembagaan Al-Azhar itu tidak termasuk madrasah, dia adalah sekolah swasta yang berada di bawah kemendikbud, meskipun pelajaran agamanya melebihi sekolah umum biasa.

10. Bagaimana komentar Bapak mengenai Madrasah yang bagus itu identik dengan SPP yang mahal? 
Menurut saya hal ini hampir tidak bisa dihindari,  karena madrasah harus mengcover beban biaya besar dan memungutnya dari para orang tua. Namun sebenarnya hal ini bisa diatasi yaitu dengan cara membagi beban anggaran dana tersebut pada beberapa pihak, yaitu pemerintah berupa subsidi dana pendidikan, sumbangan dari instansi-instansi non-pendidikan, para orang tua siswa, dan juga yayasan. Kalau ini bisa dilakukan tentu akan meminimalkan biaya SPP. Belum tentu sekolah yang bagus itu mahal dan sekolah yang mahal itu bagus.  Lihat bagaimana cara sekolah melakukan strategi untuk memaksimalkan peningkatan mutu pendidikan dan meminimalkan biaya SPP yang ditentukan. (nia)

17 Februari 2014 Pusat Bahasa UIN Syarif Hidayatullah


Bisik Hati



Bismillah

Special for him in Lauhul Mahfudz
Terlintas tanya hati
Siapakah engkau bagian dari hidupku
Pelengkap jiwa nan utuh
Pembangun hidup untuk saling melengkapi

Hamba Ilahi yang dipilihkanNya untukku
Penyambung cintaku dengan Sang Maha Cinta
Berpadu indah dalam mihrab cinta

Dia yang mencintaiku
Dan menerima kekuranganku
Yang akan membimbingku
Dalam kesabaran dan ketaqwaan

Untukmu imamku
Ku serahkan hati titip cintaku padamu
Pembawa cinta dalam amanah generasi umat
Sambut cintaku hanya untukmu karena Allah

Pondok Putri Kholam, 24 Februari 2014; 21.11